Hidup itu keras.
Sampai kapan kamu terus berada di zona nyaman kamu?
Ini bukan tentang
yang penting kita dapat hidup. Tapi tentang gimana kamu menyikapi hidup itu.
Untuk itulah kita diberi akal budi.
Logika dan emosi
harus seimbang. Itulah yang selalu aku tekankan. Meskipun ga jarang salah satu
dari itu saling berkompetisi. Logika berusaha mengalahkan emosi, demikian juga
sebaliknya. Namun alangkah baiknya jika semua itu berjalan beriringan.
Dia masih kecil.
Usia untuk memikirikan seperti ini belum ada. Sudah jelas kalau kamu bilang dia bisa terima kamu apa adanya. Dia
belum merasa bijak dalam menjalani hidup itu penting. Jadi dia pasti ga akan
menuntut kamu untuk itu. Tapi aku yakin suatu saat nanti akan tiba massanya dia
untuk menuntumu lebih bijak dalam menyikapi hidup.
Ini bukan tentang
aku, kmu, dia, atau mereka. Tapi tentang KITA
Aku ga menuntut kamu
untuk ini itu. Hanya ingin kamu sebentar
saja keluar dari zona nyaman dan menyadari bahwa hidup itu sebenarnya ga bisa
sesimpel yang kamu pikirkan.
Semua orang pasti
memilih untuk hidup bahagia dan menjalani kerjaannya dengan nyaman.
Tapi kita pnya
lingkungan yang harus kita pikir.
Ketika kami berpikir
your life is your rule, kmu serasa hidup kamu di hutan. Dalam saat inilah kamu
egois.
Coba kamu tanya di
dalam lubuk hati kamu, apa memang itu keluar dari lubuk hati kamu, atau hanya
kepenatan kamu.
Pada dasarnya hidup
itu di hadapkan pada 2 pilihan utama.
Menjadi ikan kecil
di kolam besar, atau ikan besar di kolam kecil.
Hidup bahagia, hidup
santai, dll nya itu hanyalah cara kamu menyikapi pilihan kamu.
Ketika kamu memilih
untuk menjadi ikan kecil di kolam besar, kamu akan mati-matian menunjukkan
eksitensi kamu.
Bahagia itu
sederhana. Sederhana itu bahagia. Tapi bahagia itu BUKAN berarti pasrah dengan
apa yang ada dan kita punya. Sederhana itu pola hidup.
Alangkah lebih bijak
lagi kalau kamu bisa menjalani hidupmu berkualitas namun tetap berpola
sederhana.


Posting Komentar